topbella

Kamis, 22 Maret 2012

sterling bidwell

Sterling Bidwell

Sterling Bidwell adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa kadar air secara langsung (thermovolumetri).
Prinsip      :   
Ke dalam makanan dimasukkan pelarutan yang menyebabkan terjadinya campuran aziotrop dengan air. Dalam pemanasan keluar uap dari campuran aziotrop yang mengembun kembali dengan pendinginan. Destilat ditampung dalam tabung berskala. Airnya memisah karena berat jenis air lebih besar dari berat jenis pelarut organik sehingga air terdapat dalam lapisan sebelah bawah yang dapat dilihat banyaknya.  Air akan terlihat pada tabung skala kemudian volume air dibagi bobot sampel dikali 100% merupakan % kadar air.
Alat          :   
·         Pendingin Balik atau Kondensor
·         Tabung Skala untuk menampung destilat
·         Labu Destilasi
Prosedur  :
1.      Timbang sejumlah bahan yang sudah dihaluskan dalam becker glass kemudian masukkan kedalam labu destilasi
2.      Larutkan dalam pelarut organik ( toluena, xylol ) masukkan pada labu destilasi
3.      Atur pemanasan, lanjutkan destilasi sampai semua air ( lapisan bawah ) menguap dan air dalam penampung tidak bertambah lagi
4.      Baca volume air dan hitung % kadar dari berat sampel

PHLEBOTOMI "wing needle"



WING NEEDLE

A.  PENGERTIAN
Wing needle adalah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat mudah diganti sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jarum kecil.
Wing needle dilengkapi dengan saluran Fleksibel dan berfungsi menghindarkan kerusakan pada sample karena guncangan selama prosedur dilaksanakan.  Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).


B.     INDIKASI (KEGUNAAN)
Karena wing needle memiliki ukuran jarum yang relatif kecil dan pendek, maka kegunaan dari jarum ini pun khusus. Tidak setiap vena diambil dengan wing needle.
Indikasinya adalah sebagai berikut :
1.      Vena yang kecil pada anak-anak/bayi dan orang tua.
2.      Penderita luka bakar yang cukup berat.
3.      Untuk pengobatan IV (Intra Vena)
4.      Pada seseoang yang memiliki vena tipis,rapuh atau diakses
5.      Untuk meminimalkan nyeri ketika Insersi ideal pada Neonatus anak atau lansia dengan vena yang rapuh dan tidak kuat.

C.     LOKASI
Penentuan posisi pengambilan sampel darah, terutama ditentukan oleh jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Pertimbangan untuk sesedikit mungkin menimbulkan trauma tentu tetap penting.
Pengambilan sampel darah  pada bayi relatif lebih sulit, yang makin muda. Perlu teknik tinggi dan pengalaman lapangan lama. Tempatnya sering harus mencari-cari yang paling memungkinkan. Paling disukai tetap di siku-dalam, tetapi bisa juga di kaki.

Beberapa ciri yang lebih mungkin ada hambatan pengambilan :
1.    Anak gemuk,sehingga tidak mudah menentukan lokasi pembuluh darah
2.    Anak dengan pembuluh darah kecil, biasanya anak perempuan lebih kecil ukurannya, sehingga lebih sulit diambil.
3.    Anak dengan pola posisi pembuluh darah yang berbeda. Meski ada pola umum,ada pula yang polanya berbeda, sehingga phlebotomis harus mencari lebih lama.

D.    PROSEDUR
a.       Alat dan bahan :

- Wing needle
- kapas
- Holder
- alkohol 70%
- vacum tube
- torniquet

b.      Kelengkapan plebotomis:
- Handscoon
- Masker
- Jas Laboratorium
c.       Cara Kerja:
1)      Persiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pengambilan darah
2)      Cek kembali identitas pasien dan pemeriksaan darah apa saja yang akan dilakukan
3)      Pasang torniquet pada lengan, di atas bagian yang akan di tusuk
4)      Probandus diminta untuk mengepalkan tangan lalu dipompa (digerak-gerakkan lurus menekuk ke atas dan ke bawah)
5)      Palpasi dengan telunjuk untuk memastikan bagian yang akan ditusuk
6)      Lepaskan torniquet, lalu jarum pasang pada holder
7)      Pasang torniquet diatas pengambilan darah vena/lengan bagian atas
8)      Disinfeksi permukaan kulit yang akan ditusuk jarum dengan kapas alkohol 70%
9)      Tusukan bagian yang akan diambil darahnya dengan jarum yang telah dipasang pada holder dengan sudut 15-20o
10)  Saat indikator darah terlihat dalam jarum maka segera pasang tabung vacum pada maka darah akan mengalir dengan sendirinya dan lepaskan torniquet
11)  Setelah darah benar-benar tidak mengalir, maka lepaskan tabung
vakum yang telah berisi darah tersebut
12)  Apabila masih memerlukan darah untuk beberapa pemeriksaan maka masukkan lagi tabung vakum sesuai kebutuhan. Apabila tidak maka lepaskan jarum yang masih menempel didalam vena dan lepaskan jarum dari vena perlahan-lahan
13)  Plester daerah pengambilan darah tadi
14)  Jangan lupa homogenkan sample darah, dalam tabung vacum.
15)  Tarik bagian wing pada needle ke bawah,untuk memasukkan jarum, agar aman, lalu buang ke tempat sampah biohazard.

E.     KOMPLIKASI (Efek samping)
1.      Alergi terhadap antiseptik dan plester
2.      Pendarahan berlebihan
3.      Hematoma, akibat hematoma:
-          Vena pada bayi masih rapuh
-          Jarum menembus seluruh dinding vena
-          Penekanan yang tidak kuat setelah pengambilan darah
4.      Vena kolaps
5.      Kerusakan syaraf

F.      PENCEGAHAN
Efek samping yang ditimbulkan pada dasarnya adalah akan terjadi apabila terjadi kesalahan dalam prosedur pengambilan darahnya,sehingga pencegah dapat kita lakukan dengan melakukan semua prosedur pengambilan darah yang benar dan sesuai standarnya.
Jika alergi terhadap antiseptik misalnya alkohol 70% dapat diganti dengan Iodine (1-2%) atau Providoe-iodine 10%.

G.    KELEMAHAN WING NEEDLE
1.      Aliran darah kurang lancar.
2.      Darah cepat membeku dan menyumbat selang.
3.      Kemungkinan hemolisis tinggi.


 
     
 

Minggu, 18 Maret 2012

Biologi Molekuler " Asam Nukleat "

A.     PENGERTIAN
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA).
Atau secara sederhana asam nukleat adalah makromolekul dengan penyusun utama molekul gula, masing-masing dilekati oleh sebuah basa, yang ditautkan oleh gugus fosfat.
Asam nukleat berfungsi sebagai penyimpan sifat keturunan, penyimpan energi dan beberapa diantaranya bekerja sebagai ko-enzim.
Struktr asam nukleat sendiri adalah makromolekul yang penyusun utamanya adalah gula yang dihubungkan oleh sebuah gugs fosfat dan sebuah basa yang mengikuti disetiap gulanya
B.     MONONUKLEOTIDA DAN BAGIANNYA
Bagian dari senyawa ini adalah basa nitrogen, gula yag beratom C sebanyak 5 buah dan asam fosfat. Semua bagian dihasilkan dari hidrolisis mononukleotida.
Ada 2 basa nitrogen pokok yaitu pirimidin dan purin.
                                    Tiga turunan dari pirimidin yang umum terdapat dalam nukleotida yaitu urasil, timin,dan citosin. Sedang yang 2 yang lain adalah 5-metil citosin dan 5-OH citosin yang jarang didapat.
                        Senyawa turunan purin yang umumnya terdapat adalah adenin dan guanin. Di samping itu masih ada yang jarang ditemukan yaitu 2-metil adenin dan 1-metil guanin.
                        Bilamana nukleotida dihidrolisa parsial, misal dengan asam maka hasilnya adalah basa nitrogen dan gula fosfat, sedang jika alkali maka yang bebas adalah asam fosfat sisanya basa gula, yang terakhir ini disebut nukleosida. Tergantung dari nukleotida yang dihidrolisis maka nukleosidanya masing-masing bernama ribononukleosida dan deoksiribosanukleosida.
C.     POLINUKLEOTIDA
                        Ada 2sub golongan plinukleotida yang penting yaitu asam ribonukleat disingkat RNA dan asam deoksi-ribosa nukleat disingkat DNA.
D.     DNA
DNA sering disebut asam inti atau asam nukleat. DNA disebut asam inti karenabiasanya terdapat dalam nukleus ( inti ). Akan tetapi , ada pula DNA yang terdapat di luar nukleus, misalnya di dalam kloroplas dan mitokondria.
Struktur DNA
DNA terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin atau double helix  yang artinya berpilin ganda.Seutas polinukleotida tersusun atas rangkaian nukleotida.
Setiap nukleotida tersusun atas :
a.       Gugusan gula deoksiribosa 
( gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen )
b.       Gugus asam fosfat yang terikat pada atom karbonn (C ) nomor 5 dari gula.
c.       Gugus basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor satu dari gula.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin ( A ) dan guanin ( G ), serta basa piramidin, yaitu sitosin atau cystosine ( C ) dan timin ( T ). Ikatan gula basa disebut nukleosida. Ada 4 macam nukleosida, yaitu :
a.       Ikatan A-gula disebut adenosin deoksiribosanukleosida 
( deoksiadenosin ).
b.       Ikatan G-gula disebut guanosin deoksiribosanukleosida 
( deoksiguanosin ).
c.       Ikatan C-gula disebut sitidin deoksiribosanukleosida 
( deoksisitidin ).
d.       Ikatan T-gula disebut timisin deoksiribosanukleosida 
( deoksitimisin ).

Ikatan asam fosfat-gula-basa disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut nukleotida. Ada 4 macam deoksiribosanukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida,  guanosin deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, dan timin deoksiribonukleotida. Jika nukleotida- nukleotida itu membentuk rangkaian maka disebut polinukleotida. DNA terbentk dari 2 utas polinukleotida yang saling berpilin atau heliks ganda.
Basa-basa pada utas yang satu memiliki pasangan tetap dengan basa-basa pada untaian yang lain. Bsa A selalu berpasangan dengan T, sedang basa G selalu berpasangan dengan C. Kedua basa itu dihubungkan dengan suatu ikatan hidrogen. Dengan demikian utas polinukleotida yang satu merupakan komplemen dari utas polinukleotida yang lain. Dengan kata lain, kedua polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.
Sifat-sifat DNA :
1.     Di dalam DNA, jumlah basa A sama dengan basa T, dan jumlah basa G sama dengan basa C.
2.     Urutan basa dan panjang DNA berbeda pada tiap  spesies.
3.     Setiap spesies memiliki jumlah basa berbeda.
4.     DNA merupakan molekul hidup.
5.     DNA bersifat stabil.
6.     DNA menyimpan gen.
7.     Di dalam DNA terdapat fragmen berulang.
E.     RNA
RNA merupakan hasil dari transkripsi DNA yang dibantu oleh enzim RNA polomerase.
Struktur dari RNA adalah benang polinukleotida tunggal yang tersusun atas:
1.       Gugus gula yang terdiri dari gula ribosa.
2.       Gugus asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula.
3.       Gugus basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula.
Basa nitrogen RNA tersusun dari :
1.       Basa purin yaitu adenin dan guanin
2.       Basa piramidin yaitu sitosin dan urasil.

Macam-macam RNA
  1. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.
  1. RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan rRNA.

1.  RNA duta fungsinya adalah untuk membawa kodon yang digunakan untuk memanggil asam amino tertentu, atau membawa perintah dari DNA.
2. RNA transpor fungsinya adalah sebagai pengangkut asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
3.  RNA ribosom fungsinya adalah untuk membantu sintesis protein.
4. Di dalam sel manusia terdapat RNA di nuklear kecil (SnRNA) yang tidak terlibat langsung dengan sintesis protein,tetapi mungkin berperan dalam proses pembentukan RNA dan arsitektur sel.
5. Dalam nukleus mamalia,produk langsung trannkripsi gen merupakan kelompok RNA. Kelompok ini mempunyai ukuran yang sangat heterogen dan ukuran cukup beasar. Molekul heterogen nuklear RNA atau HnRNA.

F.      PERBEDAAN DNA DAN RNA

NO.
DNA
RNA
1.
Terletak di inti sel
Terletak di sitoplasma
2.
Rantai ganda panjang
Rantai tunggal pendek
3.
Erat dengan faktor keturunan dan sintesis protein
Berperan dalam sintesis protein.
4.
Basa nitrogen :
Purin:  Adenin dan Guanin
Pirimidin : Sitosin dan Timin
Basa nitrogen :
Purin : Adenin dan Guanin
Pirimidin : Sitosin dan Urasil
5.
Gula deoksiribosa
Gula ribosa

About Me